Kisah Bu Tien Soeharto Larang Poligami di Kalangan PNS
Setelah kemerdekaan, barisan pemuda putri tersebut menjadi Laskar Putri Indonesia. Bu Tien merupakan salah satu sosok pelopornya. Saat perang kemerdekaan, Bu Tien ikut membantu para pejuang di dapur umum dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Perjuangan Bu Tien juga tampak ketika ia dipersunting Pak Harto dimana saat itu masih sebagai perwira militer. Setelah menikah Bu Tien diboyong oleh Pak Harto ke Yogyakarta karena tugas. Saat itu, Bu Tien selalu mendukung setiap langkah yang dilakukan oleh Pak Harto.
Bu Tien selalu mendukung suaminya yang merupakan tokoh sentral dalam usaha pembubaran PKI. Sejak suaminya menjabat sebagai presiden, dukungan kepada suaminya tidak berubah bahkan justru lebih besar.
Sebagai ibu negara, Bu Tien berperan dalam mengubah wajah Istana Negara. Ia disebut-sebut berusaha membenahi Istana Negara yang dulunya seperti peninggalan zaman Belanda lalu diubah menjadi lebih bercorak khas Indonesia yang lebih lembut.
Misalnya menambahkan perabot berukiran jati dari Jepara, memasang lukisan-lukiran karya pelukis Indonesia hingga mengganti warna yang lebih cerah. Ada peninggalan Bu Tien yang hingga saat ini masih bisa disaksikan dan dirasakan yakni Taman Mini Indonesia Indah (TMII). TMII kini menjadi salah satu ikon wisata yang dimiliki Indonesia. Ia juga Ketua Yayasan Harapan Kita (YHK) yang berdiri pada tahun 28 Agustus 1968.
Dalam banyak catatan sejarah, Bu Tien juga orang yang sangat menentang praktik poligami. Ia sangat memahami bagaimana poligami dapat menyakit hati seorang istri. Apalagi waktu itu, Bu Tien merupakan salah seorang penggerak dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Baca Juga: Kiai Ahmad Dahlan dan Kiai Hasyim Asy'ari Sama-Sama Keturunan Walisongo