Home > Agama

Hukum Shalat Witir dan Tatacaranya

shalat witir adalah shalat sunnah yang dianjurkan dilaksanakan oleh setiap muslim.
Keterangan: Ilustrasi shalat 
Keterangan: Ilustrasi shalat

Sumber Foto: Republika

NYANTRI--Shalat witir adalah shalat yang disunnahkan dikerjakan setelah melaksanakan shalat Isya’. Hukum tersebut berlandaskan pada Hadith:

الوتر حق على كل مسلم

“Shalat witir adalah shalat sunnah yang paling dianjurkan oleh setiap orang mukmin.”

Shalat witir adalah shalat yang lebih utama dari shalat sunnah rawatib, karena adanya perbedaan yang mewajibkan shalat tersebut. Adapun minimal mengerjakan shalat witir itu sebanyak satu rakaat saja. Imam Nawawi dalam “Majmu” mengatakan bahwa minimal kesempurnaannya adalah tiga rakaat, lebih sempurna lagi dengan lima, tujuh dan Sembilan. Sedangkan maksimalnya adalah sebelas rakaat. Jika lebih dari itu tidak boleh shalat sunnah dengan menggunakan niat witir.

Rakaat shalat witir haru berjumlah ganjil, akan tetapi seseorang boleh tidak menyebutkan rakaat pada waktu takbiratul ihram, ia tetap sah hukum shalatnya dan sah juga meringkas rakaat solat witir bagi pendapat yang aujah.

Seorang diboleh memisahkan antara dua rakat dengan salam, dan itu lebih afdhal daripada langsung disambung ke rakaat selanjutnya. Apabila mengerjakan witir hanya tiga rakaat maka hukumnya makruh menyambungnya tanpa ada pemisah berupa salam, karena akan menyerupai solat maghrib. Sepert halnya dalam sebuah khabr.

و لا تشبهوا الوتر بصلاة المغرب

“Janganlah menyerupai shalat witir dengan shalat maghrib”

Adapun niat shalat witir adalah sebagai berikut:

1. Niat shalat witir untuk imam

اُصَلِّى سُنَّةً مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan min al-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an imaman lillahi ta’ala

“Aku shalat sunnah witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah ta’ala.”

2. Niat shalat witir untuk makmum

اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan min al-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an makmuuman lillahi ta’ala

“Aku shalat sunnah witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah ta’ala.”

3. Niat shalat witir untuk sendirian

اُصَلِّى سُنَّةَ مِنَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatan min al-witri rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillahi ta’ala

“Aku shalat sunnah witir dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah ta’ala.”

Sumber: Imam al-Malibari, Fath al-Mu'in, (Bairut: Dar Ibn Hazm, 2004) 160-161

Penulis: Ahmad Fatoni

× Image