Home > Fiqih

Bacaan Surat yang Disunnahkan dalam Shalat Witir

Shalat Witir adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan ba'da shalat isya'
Keterangan: Ilustrasi seseorang melaksanakan shalat
Keterangan: Ilustrasi seseorang melaksanakan shalat

Sumber Foto: Republika

NYANTRI--Shalat Witir merupakan shalat sunnah yang sangat dianjurkan dilaksanakan pada ba’da shalat isya. Shalat tersebut dilakukan dengan rakaat ganjil, dimulai dengan satu rakaat, tiga rakaat dan yang paling sempurna dilakukan dengan lima rakaat sampai sebelas rakaat. Ada beberapa anjuran lain dalam melaksanakan shalat sunnah ini. Dalam kitab Fath al-Mu’in, Imam al-Malibari, menjelaskan surat-surat yang sunnah dibaca oleh seseorang ketika mengerjakan shalat witir, di antaranya adalah membaca surat al-A’la di rakat pertama, surat al-Kafirun di rakaat kedua dan surat al-Ikhlas, al-falaq serta an-Nass pada rakaat ketiga, hal ini mengikuti kebiasaan Nabi Muhammad sallallaahu ‘alaihi wa sallam.

Bagaimana dengan orang yang shalat witir yang lebih dari tiga rakat? Maka ia cukup membaca di tiga rakaat terakhir. Semisal, seseorang mengerjakan shalat witir sebanyak lima rakaat, maka bacaan tersebut dibaca pada rakaat ketiga, empat dan lima, dengan syarat mengerjakannya dipisah dengan salam. Apabila tidak dipisah makan ia tidak mendapatkan kesunnahan, seperti pendapat Imam al-Bulqini.

و يسن لمن أوتر بثلاث أن يقرأ في الاولى : (سبح)، و في الثانية (الكافرون)، و في الثالثة الإخلاص و المعوذتين للتباع، فلو أوتر بأكثر من ثلاث فيسن له ذلك في الثلاثة الأخيرة، إن فصل عما قبله، و إن لا فلا، كما أفتى به البلقني.

“Disunnahkan bagi seseorang yang melaksanakan shalat witir tiga raka‘at untuk membaca di raka‘at pertama surat sabbihisma, di raka‘at kedua surat al-Kafirun, dan di raka‘at ketiga surat al-Ikhlas, al-Falaq serta an-Nas. Sebab mengikuti Nabi s.a.w. Jikalau seseorang melaksanakan shalat witir dengan raka‘at melebihi tiga, maka disunnahkan untuk membaca surat-surat tersebut di tiga raka‘at terakhir jika tiga raka‘at tersebut dipisah dengan raka‘at sebelumnya dan jika tidak dipisah, maka tidak disunnahkan seperti yang telah difatwākan oleh Imām Bulqīnī.”

Selanjutnya, masih dalam kitab yang sama bahwa seseorang disunnahkan membaca surat al-Ikhlas pada dua rakaat awalnya bagi orang yang melaksanakan shalat witir lebih dari tiga rakaat.

Setelah seseorang selesai mengerjakan shalat witir, ia dianjurkan untuk membaca doa dan bacaan berikut.

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسِ

(Subhaanal malikul Quddus)

“Mahasuci Tuhan yang kudus.”

Dibaca sebanyak 3 kali.

Kemudian membaca doa berikut:

اللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَ بِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

(Allahumma innii a’uudzu bi ridhaaka min sakhithika, wa bi mu’aafatika min ‘uquubatika, wa bika minka, laa uhshii tsanaa’un ‘alaika anta kama atsnaita ‘ala nafsika)

“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta perlindungan dengan keridhāan-Mu dari murka-Mu, dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu, dengan pertolongan-Mu dari murka-Mu, tidaklah aku mampu menghitung pujian terhadap-Mu seperti Engkau memuji terhadap Diri-Mu Sendiri.” Wallahu a’lam.

Sumber: Imam al-Malibari, Fath al-Mu’in, (Bairut: Dar Ibn Hazm, 2004) 161

Penulis: Ahmad Fatoni

× Image