Home > Serba Serbi

Cerita Cak Nun Mau Ditangkap, Malah Cekikikan Bersama Moerdiono

Cak Nun tokoh yang kritis kepada Soeharto.
Keterangan: Cak Nun
Keterangan: Cak Nun

Sumber: Republika

NYANTRI--Budayawan Emha Ainun Najib atau Cak Nun punya pengalaman menarik tentang almarhum mantan Menteri Sekretaris Negara zaman pemerintahan Presiden Soeharto, Moerdiono. Pada suatu hari, Cak Nun bersama Rendra, Gunawan Muhammad, Arif Budiman dan Buyung Nasution akan ditangkap karena sering mengkritik. Empat teman Cak Nun berhasil ditangkap. Sedangkan Cak Nun sendiri tidak berada bersama mereka dan tak tahu keberadaannya.

Padahal waktu itu, Cak Nun sedang bersama Moerdiono. Cak Nun mengeklaim Moerdiono senang sekali ketika didatangi dirinya. Cak Nun menggambarkan Moerdiono sebagai orang yang mengurus segala keperluan Soeharto saat itu. Itu artinya dia adalah orang penting Soeharto.

"Dan Pak Harto memilih bukan orang yang pinter, yang ngomongnya lancar. Tapi milih wong sing angel ngomong (memilih orang yang susah bicara). Dan itu kehebatannya Pak Harto," kata Cak Nun.

Kata Cak Nun, Pak Harto tidak memilih juru bicara yang bicaranya lancar tapi kebalikannya yakni yang sulit bicara.

"Ja..di...Saya... kira..," Cak Nun menirukan gaya bicara Moerdiono.

"Nah seperti itu, habis pokoknya, waktunya wartawan,"

Menurut Cak Nun pemilihan Moerdiono salah satu keputusan hebat Soeharto. Dengan memilih orang yang tak lancar berbicara maka tak akan banyak rahasia negara diketahui.

Dan Saat Cak Nun bersama Moerdiono, Pangab menelpon untuk melaporkan tinggal Cak Nun yang belum tertangkap. Tiba-tiba Moerdiono melepas seragam, sepatu dan meminta rokok beserta kopi sebelum berbincang dengan Cak Nun.

"Capek, Cak jadi menteri, gak enak. Enak kayak gini kalau sama Cak Nun, enak betul," kata Moerdiono sambil merokok.

Moerdiono kemudian meminta Pangab tidak usah mengurusi Cak Nun. Ia mengatakan kepada Pangab dirinya yang akan menangkapnya sendiri.

"Pangab mau nangkap kamu, Cak," kata Moerdiono sambil cekikikan.

"Wong Pak Harto gak marah sama sampeyan, Cak tenang saja,"

Sumber: Universitas Kehidupan

× Image