Sumber: Republika

NYANTRI--Suatu hari, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merasakan ada keanehan tentang banyaknya orang Indonesia yang memeriksa giginya ke Singapore. Apakah ahli gigi di Singapore lebih pintar daripada Indonesia.

Fenomena ini membuat banyak yang bertanya-tanya. Survei, seminar, diskusi digelar, Analisis dilakukan dari berbagai sudut pandang mulai dari ekonomi politik dan sebagainnya. Diskusi di mana-mana terjadi membahas masalah tersebut, termasuk Emha Ainun Najib juga didatangkan untuk ikut menganalisa.

“Ternyata kesimpulannya Cuma satu. Rakyat ngertinya ini. Bukan analisa yang macam-macam itu,”

“Ngertinya rakyat Cuma satu bahwa kenapa banyak orang Indonesia memeriksakan giginya ke Singapore? Karena Cuma di Singapore mereka bisa buka mulut,” kata Gus Dur.

Humor tersebut memiliki makna yang mendalam yakni berkaitan dengan kebebasan berpendapat. Melalui humor tersebut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu ingin menunjukkan bahwa rakyat tahun bersuara di negeri sendiri sangat sulit dan lebih gampang membuka mulut di luar negeri.

Gus Dur merupakan mantan Presiden Indonesia yang dikenal dengan humor-humor cerdasnya. Namun humornya tak sekedar melucu tetapi mengandung makna mendalam. Bisa saja sebuah kritikan kepada pemerintah, politik, sosial dan lainnya. Meskipun ada beberapa humornya murni sebuah guyonan guna mencairkan suasana.

Sumber: Jas Hijau