Home > Agama

Ingat Pesan KH. Hasyim Muzadi Soal Perbedaan Idul Fitri, "Yang Beda Tanggalnya Bukan Hari Rayanya"

Tahun ini berpotensi terjadi perbedaan tanggal hari raya Idul Fitri antara Muhammadiyan dengan NU.
Keterangan: Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi
Keterangan: Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi

Sumber: Republika

NYANTRI--Hari raya Idul Fitri 1443 H belum diputuskan oleh pemerintah karena sidang isbat masih akan digelar pada 1 Mei 2022. Adapun Muhammadiyah telah menetapkan idul fitri jatuh pada 2 Mei 2022. Perbedaan waktu awal ramadhan antara pemerintah yang selalu sejalan dengan Nahdlatul Ulama (NU) dengan Muhammadiyah tahun ini bisa jadi idul fitri juga berbeda tanggal dan memunculkan perdebatan di kalangan umat Islam.

Mengenai persoalan ini jadi teringat pesan dan guyonan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) almarhum KH. Hasyim Muzadi dalam ceramahnya di Pondok Pesantren Gontor. Menurutnya perbedaan itu tak perlu lagi dipermasalahkan.

"Kan yang selisih Muhammadiyah dan NU ini kan cuma tanggalnya bukan hari rayanya," kata Kiai Muzadi, dikutip dari youtube Jas Hijau.

Ia menambahkan pelaksanaan hari raya idul fitri tak ada perbedaan dalam praktiknya. Ia mengatakan alasan perbedaan tanggal penetapan hari raya idul fitri karena cara menghitung yang berbeda.

"Kalau NU harus kelihatan tanggalnya dan itu perlu dua derajat di atas wukuf. Muhammadiyah pokok ijtimak selesailah. Ada apa mesti diincong (diteropong) apa tamu dia," ujarnya yang disambut tawa hadirin.

Ia lalu menceritakan pada suatu hari diundang Jusuf Kalla bersama Din Syamsuddin. JK lalu meminta solusi agar perayaan idul fitri tak ada perbedaan karena dianggap membuat repot masyarakat.

"Caranya bagaimana pak?," tanya Kiai Hasyim Muzadi

"Ya kompromilah. Bagaimana kalau Muhammadiyah turun satu derajat, NUnya naik satu derajat," kata JK.

"Owh kalau gitu cash and carry aja," Kiai Hasyim menjawab JK.

"Ini kalau fikihnya pedagang ya gitu," kata Kiai Hasym Muzadi dalam ceramah itu menanggapi usulan JK.

Kiai Hasyim Muzadi melanjutkan cerita di pertemuan dengan JK bahwa dirinya mengatakan tak bisa menyeragamkan pelaksaan tanggal hari raya Idul Fitri. Menurutnya yang bisa dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada seluruh umat Islam bahwa perbedaan selalu terbuka. Kemudian perbedaan ini juga bukan mengada-ada.

× Image