Humor, Jurus Gus Dur Saat Diplomasi
NYANTRI--Ketika KH. Abdurrahman Wahid menjadi Presiden Indonesia, humor adalah senjata diplomasi paling ampuh baginya. KH. Yahya Cholil Staquf menceritakan bahwa Gus Dur pernah berkata kepadanya, jika kita ingin meminta sesuatu, yang paling ampuh adalah memintanya dengan humor. Hal ini berkali-kali dibuktikannya.
Gus Dur pernah bertemu dengan Raja Fahd, Raja Arab Saudi saat itu. Gus Dur meminta supaya pengumuman dan peringatan ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia untuk para jemaah haji Indonesia. Saat itu pengumuman atau peringatan dalam bahasa Perancis, Inggris, Urdu, Parsi bahkan Bangladesh pun sudah ada. Tetapi belum ada dalam bahasa Indonesia.
“saya perlu menyampaikan ini sebab walaupun banyak orang Indonesia yang bisa berbahasa Arab, tetapi bahasa Arab mereka belum bisa diandalkan, sebab kebanyakan dari mereka bisa bahasa Arab hanya belajar dari kitab-kitab klasik. Bukan bahasa Arab Modern.” Lalu Gus Dur menceritakan kepada Raja Fahd bahwa pernah ada jemaah haji Indonesia yang keluar jalan-jalan dan kemudian melihat rambu lalu lintas yang bertuliskan “mammuud-dukhul” (dilarang dukhul). Jalanan itu satu arah dan peringatan itu artinya dilarang masuk. Tetapi orang ini tidak tahu bahwa dukhul itu makna harfiahnya adalah masuk. Sebab di dalam kitab-kitab klasik yang dia tahu dukhul itu bermakna coitus (berhubungan intim). Dia heran dengan tulisan pada rambu itu. Pikirnya “masa ada orang mau dukhul (coitus) di sini.”
Raja Fahd tertawa mendengar cerita Gus Dur tersebut. Akhirnya sejak itu disediakan pengumuman atau peringatan dengan terjemahan Indonesia.
Sumber: A.S. Laksana, Menghidupkan Gus Dur Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf.