Home > News

Dua Mahasiswi INSTIKA Akan Presentasi Karya Ilmiah Moderasi Beragama di Ponorogo

Karya tulis ilmiah dua mahasiswi INSTIKA ini telah lolos seleksi
Keterangan: Dua mahasiswi INSTIKA akan presentasi karya ilmiah moderasi beragama di Ponorogo
Keterangan: Dua mahasiswi INSTIKA akan presentasi karya ilmiah moderasi beragama di Ponorogo

Sumber: Istimewa

NYANTRI--Dua mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Guluk-Guluk Sumenep ini akan hadir untuk presentasi karya tulis ilmiah pada Muktamar Pemikiran Mahasiswa Nasional I di Ponorogo.

Muktamar Pemikiran Mahasiswa Nasional I dengan tema "Peran Mahasiswa dalam Mengawal Moderasi Beragama di Indonesia" akan dilaksanakan pada Selasa-Rabu (6-7 September 2022) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.

Dua mahasiswi Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) tersebut mengangkat tema Karya tulis ilmiah 'Moderasi Beragama di Pesantren: Strategi IPPNU dalam Mengimplementasikan Moderasi Beragama di Pondok Pesantren Annuqayah Guluk guluk Sumenep'.

Abstrak yang ditulisnya fokus terhadap bagaimana strategi dan implementasi yang dilakukan Ikatan Pelajar Putri Nahdhatul Ulama (IPPNU) dalam menerapkan toleransi beragama di pesantren.

Sebelum mengikuti kegiatan, Wildani dan Siti Fitriyah harus mengirimkan artikel secara utuh (full paper) sesuai dengan abstrak yang lolos seleksi. Waktu pengiriman artikel dimulai tanggal 12 sampai 31 Agustus 2022.

"Kami saat ini tinggal melengkapi dan memperbaiki artikel yang kami tulis. Lalu akan mengirimkannya ke panitia muktamar sesuai waktu yang ditentukan," kata Wildani. Artikel itu akan dipresentasikannya pada saat kegiatan berlangsung.

Seluruh peserta yang lolos seleksi diundang untuk menghadiri kegiatan tersebut. "Alhamdulillah kami lolos seleksi, dan insyaallah kami akan menghadiri kegiatan tersebut. Segala persyaratannya sudah kami persiapkan," ujar Wildani dalam rilis yang diterima nyantri.republika.co.id.

"Dalam artikel ini, kami menguraikan strategi apa saja yang digunakan IPPNU dalam menerapkan toleransi beragama di lingkungan Annuqayah," tambah Wildani.

Ia mengharapkan hasil penelitiannya itu dapat memberikan sumbangan bagi diskursus penerapan toleransi beragama di lingkungan pesantren, khususnya di kalangan masyarakat.

× Image