Jumlah dan Niat Sholat Sunah Rawatib
Sumber: republika
NYANTRI--Dari banyaknya sholat sunah, salah satu yang dianjurkan oleh agama adalah sholat sunah rawatib. Sholat ini sebagai penyempurna dari sholat Fardhu. Sholat tesebut secara keseluruhan berjumlah tujuh belas rekaat, dihitung dengan sholat sunnah seperti solat witir. Namun, mengenai jumlah rakaat sholat rawatib masih terdapat ikhtilaf di antara para Ulama. Paling banyak adalah sepuluh rakaat (solat rawatib muakkad). Hal ini sebagaimana hadith yang dikutip oleh Imam Taqiyuddin al-Hasani dalam kitabnya Kifayah al-Akhyar, yang dijadikan sebagai hujjah dianjurkannya solat sunnah rawatib.
Jika dirinci, solat tersebut berada di dua rakaat sebelum subuh, dua rakaat sebelum dzuhur dan setelahnya, 4 rakaat sebelum asar dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat sebelum isya dan setelahnya.
Sebagian umat Islam mengerjakan solat qaboiyah maghrib. Hal ini terdapat ikhtilaf. Ada yang menganjurkan, ada juga yang tidak menganjurkan. Adapun yang menganjurkan adalah pendapat Imam Nawawi dengan menguti Hadith Sohih yang tercantum dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Salah satunya dalam kitab Shahih Bukhori dikatakan:
صَلُّوا قَبْلَ صَلاَةِ المَغْرِبِ، قَالَ: فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ
Artinya: Solatlah (sunnah) kalian semua sebelum solat maghrib. Rasulullah berkata pada yang ketiga kali “untuk orang yang berkehendak.”
Pendapat yang kedua adalah tidak dianjurkan, hal ini berdasarkan pada hadith yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar:
فَقَالَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهِمَا
“ia berkata: aku tidak pernah melihat satu orangpun solat dua rokaat sebelum maghrib pada sisi Rasulullah” Riwayat al-Tirmidzi dengan tingkatan sanad Hasan
Sebagian umat Islam mengerjakan solat sebelum solat Maghrib dan sebagiannya tidak. Pertentangan di atas harus disikapi dengan melihat asbab al-Wurud sebuah hadits, kemudian dilakukan tarjih atau al-jam’u.
Adapun tatacara solat rawatib tidak berbeda dengan solat yang lainnya secara gerakan, hanya dibedakan niatnya. Adapun niat solat rawatib sebagai berikut:
أُصَلّي سُنَّةَ الظهْر قَبلِيَةً / بعدية ركعتين لله تعال
Ushalli sunnatal Dzuhri qabliyatan/ba'diyatan lillahi ta’ala
Artinya: saya solat sunnah qabliyah/ba’diyah dzuhur karena Allah ta’ala.
Jika hendak solat ba’diyah magrib, maka tinggal merubah lafadz Dzuhur kepada Maghrib. Begitu seterusnya apabila solat Sunnah rawatib yang lainnya. Solat ini sangat dianjurkan. Karena terdapa lt banyak keutamaan di dalamnya.
Disarikan dari Imam Taqiyuddin al-Hasani, Kifayah al-Akhyar, (Haramain), 71.
Ahmad Fatoni