IAA Talango Napak Tilas Kemerdekaan
Sumber: Istimewa
NYANTRI--Ikatan Alumni Annuqayah (IAA) cabang Kecamatan Talango menggelar kegiatan Napak Tilas Kemerdekaan di lingkungan Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep dalam rangka memperingati HUT RI ke-77, Kamis (19/08). Kegiatan ini bentuk pemaknaan kemerdekaan yang tidak lepas untuk mentransformasikan spirit juang para kaum sarungan.
Ketua IAA Talango, Edy Hartono mengatakan bulan kemerdekaan identik dengan refleksi terhadap makna dari kemerdekaan itu sendiri dalam hidup yang lebih konkrit. Ia mencontohkan merdeka di kehidupan berkeluarga, beragama serta lepas dari kemiskinan. Selain itu, menurut Hartono momen ini dapat digunakan sebagai waktu yang tepat merefleksikan diri dalam hubugan antar sesama.
“Kegiatan ini sebagai bentuk istighasah kebangsaan, di mana dengan adanya napak tilas dan istighasah ini merupakan refleksi pembangunan negara kita ke depan lebih maju lagi. Tidak hanya merdeka secara konstitusional, tetapi juga kemerdekaan itu bisa benar-benar dirasakan oleh rakyat bawah,” ujarnya dalam rilis yang diterima nyantri.republika.co.id.
Napak Tilas ini dimulai dengan istighasah di Tugu Perjuangan Pahlawan KH. Abdullah Sajjad (Putra Pendiri Ponpes Annuqayah, K. Syarqawi al-Kudusi) yang terletak di lapangan Kemisan, Guluk-guluk, Sumenep, Jawa Timur. Tempat itu menjadi saksi atas perjuangan Kiai Annuqayah melawan Belanda.
Kagiatan dilanjutkan dengan Napak Tilas ke beberapa maqbarah yang ada di lingkungan pesantren, diantaranya di Maqbarah K. Syarqawi al-Kudusi (atau asta tengah para santri menyebutnya), Maqbarah KH. Abdullah Sajjad dan KH. Muhammad Ilyas Syarqawi (asta laok).
“Kami juga melaksanakan istighasah kebangsaan dengan tujuan sebagai nyambung pangestoh (membangun kepedulian) kepada guru kita semua, yakni para masyaikh di Ponpes Annuqayah,” lanjutnya.
Setelah itu kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sowan kepada beberapa pengasuh di Ponpes Annuqayah, yaitu K. Syafi'ie Ansori dan KH. Muhammad 'Ali fikri. Harapan bisa memohon doa semoga mendapatkan ilmu yang barokah dan bisa meneruskan perjuangan para pahlawan terdahulu utamanya Masyaikh Annuqayah yang pernah berjuang di barisan sabil yang dipimpin oleh KH. Abdullah Sajjad.
Edy mengungkapkan pertemua dengan para pengasuh pesantren berlangsung singkat. Pasalnya, para kiai memiliki jadwal yang sangat padat.
Salah satu anggota, Khairus Shaleh Amirul Amin menyampaikan harapan, semoga kegiatan dan kekompakan santri IAA Talango bisa terus terbina dan terus berkelanjutan ke depan. Baginya, selain mengingat perjuangan para masyaikh, kegiatan ini juga menjadi jembatan untuk menyambung silaturrahim ke Ponpes Annuqayah sebagai alumni.
“Melihat kekompakan teman-teman yang sangat antusias, membuktikan bahwa kita alumni (IAA) masih tetap bangga dengan almamater yang telah membesarkan kita seperti saat ini,” harap dia.