Gara-Gara Sambo, Teringat Humor Gus Dur Ini Soal Polisi
Sumber: Republika
NYANTRI--Di mata masyarakat, nama baik polisi sering dirusak oleh sejumlah oknum yang berbuat kejahatan. Tentu masih segar dalam ingatan kita, bagaimana seorang mantan narapidana tindak pidana korupsi yang juga polisi, AKBP Raden Brotoseno, kembali aktif bertugas sebagai anggota kepolisian. Kemudian, masyarakat kembali digegerkan oleh peristiwa penembakan anggota polisi oleh anggota polisi, yang sampai sekarang belum terkuak dengan jelas apa motif dibalik itu semua. Belum lagi dengan tindakan sejumlah polisi lalu lintas yang melakukan pungli (pungutan liar) pada pengendara di jalan.
Tindak kejahatan yang dilakukan oleh sejumlah oknum tersebut, membuat masyarakat berfikir bahwa sangat sulit mencari sosok polisi yang jujur dan punya integritas. Hal ini mengingatkan pada guyonan Gus Dur saat mengkritik dan menanggapi isu kasus korupsi di kepolisian.
Menurut Gus Dur, di negeri ini hanya ada tiga polisi yang jujur. Pertama: patung polisi, kedua: polisi tidur, dan yang ketiga: polisi Hoegeng.
Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Iman Santoso yang merupakan Kapolri kelima itu dikenal sebagai polisi paling berani dan jujur di Indonesia oleh media dan masyarakat. Jenderal Hoegeng adalah salah satu orang tersingkat yang mengepalai badan kepolisian nasional Indonesia dari tahun 1968–1971.
Jendral Hoegeng juga merupakan salah satu penandatangan Petisi 50. Namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Bhayangkara di Mamuju dengan nama Rumah Sakit Bhayangkara Hoegeng Iman Santoso dan namanya juga diabadikan sebagai stadion sepak bola di Kota Pekalongan.
Sumber: disadur dari buku Mati Ketawa Bareng Gus Dur dan wikipedia.
Yofi Suma Bitra