Home > News

Taj Yasin Minta Organisasi Pesantren harus Diperkuat Identitasnya

Taj Yasin menyampaikan saat membuka acara Muktamar ke-3 Keluarga Mathaliul Falah (KMF)
Wagub Jateng Taj Yasin
Wagub Jateng Taj Yasin

NYANTRI--Wakil Gubernur Jawa Tengah TajYasin meminta organisasi pesantren harus dikuatkan identitasnya. Hal tersebut ia sampaikan ketika membuka Muktamar ke-3 Keluarga Mathaliul Falah (KMF), di Gedung Ahmad Ludjito, UIN Walisongo Kota Semarang yang akan berlangsun dari 6-7 Januari.

Taj Yasin mengatakan organisasi pesantren harus dikuatkan identitasnya terutama di kampus. Hal ini karena terdapat alumni pesantren yang tidak berani membuka identitasnya.

"Saya merasakan betul jika alumni pesantren di kampus ikut mewarnai kegiatan, cara berpikir, musyawarah, jam belajar, maka kekhawatiran ulama kepada santri-santri yang akan kuliah agar tidak terbawa arus tidak ada," ujar Taj Yasin dalam keterangan persnya yang diterima nyantri.republika.co.id.

Ia berharap muktamar ketiga KMF ini mencetuskan sebuah program yang dapat memecahkan permasalahan-permasalahan anggota KMF ataupun masyarakat. Ia yakin jika program tersebut dijalankan paham radikal akan bisa diatasi.

Direktur PIM, KH. Muhammad Abbad Nafi' dalam sambutannya menyebutkan banyak anggota KMF terutama anggota nonstruktural yang belum paham arah PP KMF. Oleh karena itu alangkah baiknya jika sudah terpilih ketua baru agar melakukan pendataan dan peresmian KMF wilayah baik yang di daerah maupun luar negeri.

Selain itu Abbad Nafi’I juga meminta agar melaksanakan sosialisasi supaya KMF lebih dikenal, khususnya tentang tujuan dan arah kerjasamanya. Disamping itu ia mendorong untuk membuat program riil sebagai bagian pengembangan anggota sesuai dengan tujuan awal didirikannya KMF. Kemudian evaluasi setiap program perlu dilakukan agar dapat terukur pencapainnya.

Sekjen PP KMF, Alfoe Niam Alwi menambahkan muktamar Ke-3 KMF dihadiri oleh 20-an perwakilan KMF daerah dari seluruh Indonesia bahkan juga dari luar negeri secara hibrid. Muktamar akan menetapkan Garis Besar Haluan Kerja atau GBHK untuk lima tahun ke depan akan dijadikan arah tujuan dan kegiatan organisasi.

"Kegiatan ini sekaligus akan memilih siapa figur yang paling pas dan cocok menjadi ketua umum yang punya kapasitas dan kualitas mumpuni. Pemilihan nanti akan memakai mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) yang terdiri dari 9 pengasuh KMF daerah, yang selanjutnya 7 nama kader terbaik KMF akan diajukan ke AHWA untuk dipilih 1 yang terbaik sebagai ketua umum PP KMF,” tuturnya.

× Image