Meriahnya Penyambutan Jamaah Haji di Madura
NYANTRI--Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi semua umat Islam di dunia. Karena selain sebagai sebuah kewajiban karena rukun Islam yang kelima, berkunjung ke tanah suci Makkah adalah tempat mencurahkan segala harapan kepada Allah. Sebab di tempat ini diyakini doa-doa akan terkabulkan.
Oleh karena itu di Madura, orang yang datang dari tanah suci disambut dengan sangat meriah sebagai sebuah rasa syukur kepada Allah. Beberapa minggu sebelum keberangkatan, biasanya dilakukan acara doa bersama dengan mengundang beberapa warga. Saat tiba pemberangkatan, calon jamaah haji akan di antar Asrama Haji dengan iringi-iringan mobil pengantar. Jumlahnya bisa belasan bahkan puluhan mobil.
Penyambutan lebih meriah akan dilakukan ketika tiba kembali ke tanah air dari Makkah. Tak hanya iring-iringan belasan mobil yang mempawai jamaah haji tersebut dari Asrama Haji namun juga ratusan bahkan ribuan sepeda motor dengan beragam bunyi knalpot mengiringi sepanjang perjalanan menunju ke rumah jamaah haji yang bersangkutan.
Masyarakat pun biasanya banyak yang sengaja duduk-duduk di pinggir jalan raya untuk menantikan konvoi para jamaah haji yang datang lengkap dengan pernak-perniknya. Mereka akan melambaikan tangan kepada jamaah haji yang ada di mobil paling depan dengan tanda-tanda khusus. Suasana ramai di jalanan seperti ini bisa berlangsung seharian sesuai jadwal kedatangan jamaah haji.
Tentunya semua kendaraan yang terlibat konvoi tersebut dibayar ongkos bensin dan uang makan secukupnya. Jika dihitung perkiraan rata-rata Rp 50 ribu bagi sepeda motor dan mobil jelas di atas angka tersebut. Bisa dibayangkan berapa biaya yang diperlukan hanya untuk kebutuhan konvoi.
Sampai di depan gang rumah jamaah haji tersebut, biasanya dipasang gapura yang bertuliskan nama jamaah haji tersebut lengkap dengan tulisan “Selamat Datang” dan “Semoga Menjadi Haji Mabrur”. Di rumahnya sudah mengantri ratusan orang untuk mengucapkan selamat telah kembali dari Tanah Suci.
Biasanya orang-orang berbondong-bondong selama satu minggu datang ke jamaah haji tersebut untuk meminta doa dan mendengarkan cerita-cerita selama di Tanah Suci. Tentu tuan rumah menyediakan hidangan makanan berat, the atau kopi dan oleh-oleh dari Tanah Suci seperti air zam-zam. Oleh karena itu biaya untuk menjamu para tamu tersebut jelas tak sedikit mungkin bisa sampai ratusan juta rupiah.
Namun itu adalah ungkapan kebahagiaan bagi masyarakat Madura yang mampu menunaikan ibadah haji. Biasanya mereka yang pergi haji sudah memikirkan semua kebutuhan keuangan sejak keberangkatan dan kepulangan baik itu kebutuhan dapur atau konvoi. Kendati demikian ada juga yang melaksanakan penjemputan dan hidangan secara sederhana.
Dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengusulkan kenaikan biaya haji tahun 2023 dari Rp 39 juta pada 2022 menjadi Rp 69 juta lebih pada saat menggelar rapat kerja bersama Komisi VIII DPRI RI, Kamis (19/1), maka calon jamaah haji di Madura mungkin harus menyiapkan uang lebih besar lagi jika usulan tersebut diterima.