Home > Sejarah

Satu Abad NU: Berdirinya NU dan Petunjuk Ilahi dari Syaikhona Kholil Bangkalan

Berdirinya NU melalui proses yang panjang termasuk meminta petunjuk kepada Allah
Logo NU (dok. republika)
Logo NU (dok. republika)

NYANTRI--Nahdlatul Ulama (NU) merupakan Ormas Islam yang resmi lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur oleh KH Hasyim Asy’ari. Proses berdirinya Ormas Islam ini tak serta merta terjadi. Ada alasan-alasan tertentu yang membuat organisasi ini berdiri. Dan tahun ini NU memasuki usia satu abad.

Sebelum nama NU resmi didirikan, Kiai Hasyim Asy’ari meminta petunjuk kepada Allah untuk mendirikan jamiyah yaitu shalat istikhara. Usulan pendirian jamiayah atas usulan KH Wahab Chasbullah sekitar 1924 namun Kiai Hasyim tidak langsung menyetujui karena disamping harus meminta petunjuk Allah, Kiai Hasyim juga harus hati-hati sebab sasat itu menjadi tempat meminta nasihat pada tokoh pergerakan nasional waktu itu.

Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/198748/masuki-usia-satu-abad-nu-ini-daftar-ketum-pbnu-dari-masa-ke-masa

https://nyantri.republika.co.id/posts/198750/masuki-usia-satu-abad-nu-ini-daftar-rais-aam-pbnu-dari-masa-ke-masa

Rupanya shalat istikharah yang dilakukan oleh Kiai Hasyim tidak turun langsung kepadanya melainkan kepada guru Kiai Hasyim dan Kiai Wahab yakni Syaikhona Kholil Bangkalan. Pada akhir tahun 1924, Syaikhona Kholil mengutus santrinya KHR As’ad Syamsul Arifin Situbondo menyampaikan tongkat ke Tebuireng untuk diberikan kepada Kiai Hasyim.

Pemberian tongkat tersebut disertai dengan ayat Al Quran surat Thaha ayat 17-23 yang menceritakan Mukjizat Nabi Musa as. Pada sekitar akhir tahun 1925, Syaikhona Kholil kembali mengutus Kiai As’ad pergi menemui Kiai Hasyim. Kali ini ia menyampaikan pesan tasbih dan dua asmaul husnna “Ya Jabbar, Ya Qahhar”. Pesan “Ya Jabbar, Ya Qahhar” diucapkan sebanyak tiga kali kepada Kiai Hasyim.

Tasbih tersebut dilakungkan di leher Kiai As’ad selama perjalanan menuju Tebuireng. Dan Kiai As’ad meminta Kiai Hasyim mengambilnya sendiri karena tak ingin menyentuh tasbih tersebut sebagai bentuk amanah dari Syaikho Kholil Bangkalan. Menurut Pesan pemberian tongkat dan dua asmaul husna tersebut menjadi petunjuk keyakinan Kiai Hasyim untuk mendirikan jamiyah.

Pendirian NU kemudian terus digodong. Organisasi lahir respon atas situasi politik, keagamaan dan sosial-kemasyarakatan.

Sumber: NU Online

Baca Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/197792/ini-10-ormas-islam-terpopuler-di-indonesia

https://nyantri.republika.co.id/posts/198889/sulit-bayar-utang-kerjakan-amalan-ini-insyaallah-dipermudah

× Image