Habib Ja'far: Kemiskinan Abadi Itu Selalu Merasa Kurang
NYANTRI--Kebanyakan orang menilai orang miskin adalah mereka yang tidak memiliki harta melimpah. Namun dalam praktiknya tak sedikit orang yang melimpah kekayaan justru selalu merasa kurang.
Lantas bagaimana Islam memandang seseorang itu disebut sebagai orang yang kaya dan miskin?
Menurut pendakwah milenial, Habib Husein Ja'far Hadar (Habib Ja'far) seseorang yang dianggap kaya bukan mereka yang memiliki kekayaan yang melimpah, melainkan mereka selalu bisa merasa cukup dengan apa yang dimiliki.
Habib Ja'far menilai orang yang demikian ini disebutnya sebagai orang yang memiliki kekayaan sejati. Sebaliknya, orang yang dianggap miskin adalah mereka yang selalu merasa kurang dengan apa yang dimiliki.
Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/173517/gara-gara-sambo-teringat-humor-gus-dur-ini-soal-polisi
"Merasa cukup itu kekayaan yang sejati. Merasa kurang itu kemiskinan yang abadi," ungkap Habib Ja'far dalam unggahannya di akun Twitter pribadinya @Husen_Jafar, dikutip Senin (13/2/2023).
Mengutip penggalan ayat al-Qur'an surat An-Najm ayat 48, Habib Ja'far menjelaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT dzat yang memberikan kekayaan dan kecukupan terhadap seseorang.
"Dan bahwasanya Dia (Allah SWT) yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan," sambung Habib Ja'far.
Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/173735/ferdy-sambo-citra-buruk-polri-dan-momentum-pembenahan
https://nyantri.republika.co.id/posts/201586/ketika-abu-nawas-jawab-pertanyaan-siapa-pencipta-tuhan