Jangan Lakukan Ini, Rezekimu Akan Terhambat
JAKARTA,NYANTRINEWS.ID,--Ada banyak penghalang pintu rezeki yang semestinya datang kepada Anda. Salah satunya adalah jika Anda melakukan maksiat. Maka dari itu hindari maksiat. Di samping itu, maksiat tak hanya mempunyai dampak di dunia tetapi juga dampaknya dahsyat di akhirat nanti.
Allah Swt telah memberikan gambaran bagaimana dosa itu akan merugikan seseorang di akhirat nanti. Allah menjanjikan neraka bagi mereka yang melalukan dosa.
Dalam Surah an-Nisa' ayat 14 berbunyi:
وَمَنْ يَّعْصِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوْدَهٗ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيْهَاۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ࣖ
Wa may ya‘ṣillāha wa rasūlahū wa yata‘adda ḥudūdahū yudkhilhu nāran khālidan fīhā, wa lahū ‘ażābum muhīn(un).
Artinya: "Siapa saja yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya serta melanggar batas-batas ketentuan-Nya, niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam api neraka. (Dia) kekal di dalamnya. Baginya azab yang menghinakan."
Dalam tafsir ringkas kemenang menjelaskan ayat tersebut bentuk peringatan kepada manusia agar tidak berbuat maksiar sekaligus perintah menjalankan perintah-Nya.
Tentu saja Allah tak hanya memerintahkan menjauhi larangan melakukan maksiat hanya yang berkaitan langsung dengan Allah. Melainkan Allah juga melarang agar manusia tidak mendekat kepada maksiat yang berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain.
Apa maksiat besar yang berhubungan dengan Allah? Ia adalah musyrik. Mengimani Tuhan selain Allah adalah dosa besar.
Ahli tafsir al-Quran, Prof Quraish Shihab dalam bukunya "Menjawab ?...1001 Soa Keislaman Yang Patut Anda Ketahui" mengatakan musyrik adalah orang yang mempersekutukan Allah Yang Maha Esa baik dalam dzat, sifat dan perbuatan-Nya maupun dalam beribadah kepada-Nya.
Prof Quraish Shihab menambahkan dosa syirik masuk kategori besar. Sehingga Allah tidak akan mengampuni-Nya. Hal tersebut tertuang dalam Surah an-Nisa ayat 48:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Innallāha lā yagfiru ay yusyraka bihī wa yagfiru mā dūna żālika limay yasyā'(u), wa may yusyrik billāhi fa qadiftarā iṡman ‘aẓīmā(n).
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), tetapi Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Siapa pun yang mempersekutukan Allah sungguh telah berbuat dosa yang sangat besar."
Sementara itu, maksiat kepada diri sendiri adalah perbuatan yang dilarang Allah namun hubungannya lebih melekat kepada diri sendiri. Seperti riya', takabur atau sombong dan menyimpan rasa dendam. Dalam kitab Sullamut Taufiq itu disebut maksiat hati.
Adapula maksiat kepada orang lain sehingga merugikan di luar dirinya seperti mencuri barang-barang orang. Perbuatan mencuri merupakan tindakan yang dilarang oleh Allah. Perbuatan tersebut dapat merugikan orang lain. Allah Swt telah memperingatkan tentang larangan mencuri dalam Surah al-Baqarah ayat 188:
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ
Wa lā ta'kulū amwālakum bainakum bil-bāṭili wa tudlū bihā ilal-ḥukkāmi lita'kulū farīqam min amwālin-nāsi bil-iṡmi wa antum ta‘lamūn(a).
Artinya: "Janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."