Home > Fiqih

Mendengar Adzan dari Toa Masjid, Begini Doanya

Setiap masuk lima waktu shalat, adzan selalu terdengar dari toa masjid dan musholla. Umat Muslim dianjurkan membaca doa ketika mendengar adzan
Keterangan: Seseorang sedang adzan di masjid
Keterangan: Seseorang sedang adzan di masjid

Sumber foto: Republika

NYANTRI--Adzan tidak akan lepas dari kehidupan umat Islam, setiap lima waktu lafadz adzan akan terdengar lewat toa masjid dan mushollah. Adzan yang dikumandangkan bukanlah semerta-merta dilaksanakan, akan tetapi terdapat nas yang memberitakan keutamaan adzan.

Terdapat dalam buku yang berjudul Rahasia Shalat, intisari penjelasan Ihya’ Ulumuddin, di sana dijelaskan tentang sabda Nabi tentang keutamaan Adzan.

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tiga kelompok manusia kelak yang pada hari kiamat menghuni tempat yang harum semerbak karena wewangian misk hitam, tiada hisab yang menakutkan mereka, tiada pula kecemasan papun yang menyentuh mereka sampai manusia selesai dengan urusannya masing-masing: (1) seseorang yang membaca al-Qur’an semata-mata demi keridlaan Allah subhana wa ta’ala dan mengimani suatu kaum yang mereka senang kepadanya, (2) orang yang mengumandangkan adzan di masjid dan berdoa kepada Allah semata-mata demi keridlaan-Nya dan (3) seseorang yang memperoleh cobaan dengan rezeki duniawi yang banyak, tetapi hal itu tidak melalaikannya pada amalan-amalan untuk akhirat.”

Dalam hadith lain Rasulullah salallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tiada makhluk apapun, manusia, jin atau lainnya, yang mendengar seruan seorang muadzin kecuali ia pasti akan menjadi saksi bagi si muadzin pada hari kiamat.”

Dari pernyataan hadith tersebut sudah jelas jika adzan merupakan amaliah yang diutamakan yang dilakukan setiap waktu solat datang. Seorang yang mendengarkan suara adzan dari toa masjid juga sangat dianjurkan untuk menjawabnya seperti lafadz adzan. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salamma bersabda:

“Apabila kamu mendengar seruan adzan, ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh muadzin.”

Menirukan ucapan muadzan hukumnya dianjurkan (mustahabbun) kecuali pada lafadz hayya ‘alas solaah dan hayya ‘alal falaah. Seseorang hendaknya menjawab dengan laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adziim. Begitu juga dalam lafadz qamat, seperti ketika mendengar lafadz qad qaamatissalaah. Maka seseorang hendaknya menjawab dengan mengucapkan kalimat:

أَقَامَهَا اللّٰهُ وَ أَدَامَهَا مَا دَامَتِ السَمٰوَاتِ وَ الأَرْضِ

“Semoga Allah tetap menegakkannya selama tegaknya langit dan bumi.”

Begitu juga ketika adzan subuh, terdapat lafadz assolaatu khairum minannauum. Maka seseorang hendaknya menjawab dengan kalimat:

صَدَقْتَ وَ بَرَرْتَ وَ نَصَحْتَ

“Anda berucap benar, berbuat kebajikan dan bertindak baik ”

Setelah adzan selesai, maka seseorang hendaknya membaca doa selepas adzan seperti di bawah ini.

للّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ

“Ya Allah, Tuhan pemilik seruan yang sempurna ini serta shalt yang akan berdiri segera; berilah Muhammad wasilah, keutamaan dan derajat yang tinggi; bangkitkanlah dia di tempat yang terpuji, sebagaimana telah Engkau janjikan kepadanya. Sungguh, Engkau tak pernah menyalahi janji.” Wallahu a’lam.

Ahmad Fatoni

× Image