Lebih Dalam Mengenal Nasab Nabi Muhammad
NYANTRI--Tidak ada makhluk yang paling mulia di muka bumi ini kecuali Nabi Muhammad sallallhu ‘alaihi wa sallam. Dalam diri Rasulullah terpancar suri tauladan. Seperti dalam al-Qur’an Allah berfirman, yang artinya: sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan. (surat al-Ahzab 33:21). Maka tidak heran jika jejak perjalanan beliau menunjukkan perilaku memuliakan sesama manusia dan sesama makhluk Allah subhana wa ta’ala.
Beliau lahir dari keturunan terpandang di kalangan orang Quraisy, yaitu Abdul Muttalib, orang yang paling disegani dari keturunan Hasyim. Hiraklikus pernah bertanya perihal nasab seorang Nabi kepada Abi Sufyan, seperti dikutip dalam kitab al-Sirah an-Nabawaiyah:
و لما سأل هرقل ملك الروم لألي سفيان تلك الاسئلة عن صفته عليه الصلاة و السلام، قال: كيف نسبه فيكم؟ قال: هو فينا ذو نسب. قال: كذلك الرسل تبعث في انساب قومها
Artinya: Tatkala Raja Rum, Hiraklicus, bertanya kepada Abi Sufyan perihal sifat Nabi Muhammad Sallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Ia bertanya : Bagaimana Nasabnya menurut kalian? Abi Sufyan menjawab: Dalam masayarakat kami, dia memiliki nasab yang baik. Hiraklikus kemudian berkata: Begitulah, para Rasul diutus di dalam nasab luhur di antara kaumnya.
Percakapan Abi Sufyan dengan Heraklicus ini sangat panjang, terjadi ketika mereka pergi berdagang ke Syam. (Bisa dilihat di Abi Abdillah Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Shohih Bukhari, Bairut, Dar Ibnu Kathir, 2002, hlm 9-10.)
Nabi Muhammad adalah tuannya anak Adam, sekaligus membanggakan dan memuliakan mereka di dunia sampai akhirat. Hal ini terbukti jika Hanya Nabi yang bisa memberikan syafaat pada hari kiamat. Ia adalah soerang yang mampu menghapus kekufuruan para kafir Quraisy dan sebagian besar bangsa diseluruh dunia.
Kemulian kanjeng Nabi Muhammad terbukti dari beberapa sifat yang disematkan kepadanya. Allah tidak pernah menyebut nama beliau langsung ketika menyinggung Nabi Muhammad dalam al-Qur’an. Imam al-Baihaqi mengatakan, sebagian ulama menjelaskan tentang sifat Nabi Muhammad yang telah disebutkan dalam al-Qur’an. Mereka berkata:
و زاد بعض العلماء فقال: سمّاه الله فى القرآن رسولا ، نبيا، اميا، شاهدا، مبشرا، نذيرا، و داعيا الى الله و سراجا منيرا، و رءوفا رحيما، و مذكرا، و جعله رحمة و نعمة و هاديا
Artinya: Allah menyebut Nabi Muhammad dalam al-Qur’an diantaranya: Rasulan (utusan), nabiyyan (Nabi) Umiyan (buta huruf), syahidan (Menjadi saksi), mubasysyiran (pembawa kabar gembira), nadziiran (pemberi peringatan), dan (Daa’iyan) untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah, sirajan (menjadi cahaya) yang menerangi. Raufun (Yang santun) rahimun (yang berbelas kasih), Mudzakkiran (pengingat) dan menjadikan Nabi Muhammad sebagai sumber rahmat dan kenikmatan dan Hadiyan (sebagai petunjuk).
(Abi Fida’ Isma’il bin Kathir, Sirah Nabawaiyah, Bairut, Dar al-Ma’rifah, 1976, Juz 1, hlm 183.)
Berikut ini merupakan silsilah nasab Kanjeng Nabi Muhammad yang dipercaya bersambung kepada Nabi Isma’il bin Ibrahim. Yaitu, Sayyidina Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hasyim bin Abd Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizaz bin Mu’ad bin ‘Adnan.
Nasab di atas yang disepakati dan disahkan oleh ulama dari kalangan sejarawan dan muhaddithin. Sementara nasab dari ‘Adnan hingga Nabi Isma’il ‘alaihissalam tidak disahkan. Kesimpulannya, yang disepakati ulama adalah Nasab Rasulullah pasti sampai kepada Nabi Isma’il bin Ibrahim walaupun terdapat perbedaan pendapat tentang Nasab beliau dari Adnan sampai ke Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Kenapa Nasab beliau sangat mulia? seperti penjelasan yang telah kita ketahui bahwa leluhur nya, baik yang laki-laki atau perempuan sama-sama suci dari perbuatan dosa, yakni Nur Kanjeng Nabi Muhammad tidak akan tergelincir ke dalam lubang dosa setiap kali perpindahan benih bapak leluhurnya ke rahim perempuan, istri mereka, sampai Allah melahirkan Rasulullah ke dunia dan memilihnya sebagai petunjuk umat kepada ajaran Islam di tengah-tengah bangsa Arab, yaitu sebagai Rasulullah (utusan Allah).
Beliau berasal dari bangsa Quraish Asli yang memiliki kehormatan dan kedudukan tinggi di antara bangsa Arab. Tidak ditemukan dalam silsilah leluhur ayahnya kecuali nasab yang mulia, semuanya termasuk dari kalangan pemimpin. Begitu juga para istri leluhur Nabi berasal dari paling tingginya derajat kabilah Arab. Maka tidak diragukan lagi, kemuliaan nasabnya dan kesuciannya semata-mata menjadi tanda serta sebagai bagaian dari syarat kenabian. Bisa dijamin, semua pertemuan antara Bapak dan Ibu lelehur Rasulullah sesuai dengan dasar aturan orang Arab, dalam artian tidak ditemukan praktik perzinahan seperti halnya yang dilakukan oleh banyak kalangan jahiliyah.
Seperti Redaksi yang disampaikan oleh Muhammad Khadlri Bik dalam kitabnya:
و لا تجد في سلسلة آبائه الا كراما ليس فيهم مسترذل بل كلهم سادة قادة، و كذلك امهات آبائه من أرفع قبائلهنّ شأنا، و لا شكّ ان شرف النسب و طهارة المولد من شروط النبوة
Artinya: Tidak ditemukan di dalam silsilah Leluhur ayah Nabi Muhammad kecuali kemuliaan. Tidak ada kehinaan dan kesemuanya termasuk dari kalangan pemimpin. Begitupun dengan leluhur dari kalangan Istrinya, termasuk dari paling tingginya Qabilah di pandang dari derajatnya serta tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya kemulian nasab dan kesucian lahirnya menjadi syarat kenabiaannya.
(Lihat Muhammad Khadri Bik, Nur al-Yaqin fi Sirah Sayyid al-Mursalin, Jakarta, Dar al-Kutub al-Islamiyah, 2010, hlm 9-10)
Wallahu A’lam
Penulis: Ahmad Fatoni