Home > Serba Serbi

Humor: Boris Bokir, Ujian Kenaikan Sekolah dan Qunut Subuh

Boris komedian murid satu-satunya beragama kristen di SDnya. Ada cerita menarik ketika Boris mengikuti ujian.
Sumber Foto: NU Online
Sumber Foto: NU Online

NYANTRI--Boris adalah komedian dan pemain film, dia seorang kristen yang hidup di sebuah daerah di Bandung yang mayoritas islam. Meski begitu ia diterima oleh tetangga dan teman-temannya dengan baik. Mereka menghargai Boris dengan baik. Ada cerita menarik ketika belajar di bangku SD. Di kelasnya, dia adalah murid satu-satunya yang beragama kristen. Pada waktu itu aturannya, semua murid di samakan, termasuk dalam hal belajar agama. Karena mayoritas Islam, kelas boris hanya belajar agama Islam.

Dia punya guru bernama Pak Yunus. Pada suatu hari ketika giliran pelajaran agama, Pak Yunus dengan nada sopan kepada Boris untuk memilih.

“Boris.” Panggil Pak Yunus

“Iya, Pak.”

“Apakah kamu ingin mengikuti pelajaran agama atau di luar saja?”

Karena kepolosannya dan sifat naluriah kekanak-kanakannya, ia pun memilihi keluar dengan niat untuk santai dan bermain-main. “Saya di luar saja deh, Pak.”

Akhirnya, dengan senang hati dia keluar. Selama lima menit masih bersuka-riang bermain sendirian di halaman, tapi setelah itu dia merasa bosan dan aneh pada dirinya. Yang lain sedang belajar di dalam, tapi dia sendirian di luar.

“Lama-lama aku kayak orang goblok di luar kelas.” Pikirnya dalam hati.

Akhirnya pada Catur Wulan kedua ia mengikuti pelajaran agama. Pada suatu hari tiba saatnya pelajaran agama lagi. Seperti biasa dia ditanya dengan sopan oleh Pak Yunus, karena takut Boris tidak berkenan.

“Boris, apa kamu ingin ikut pelajaran agama?” Tanya Pak Yunus.

“Iya deh, saya ikut saja.” Dia merasa, ngapain juga di luar sendirian di tengah teman-temannya belajar.

Akhirnya dia belajar agama seperti yang lain. Dia juga serius dalam pelajaran Islam meski beragama kristen. Singkat cerita ujian telah datang dan saat itu ujian pelajaran agama. Siap lah seorang Boris mengisi ujian agama Islam yang telah ia pelajari dengan baik di kelas. Tentu dia berpikir akan mampu menjawab soal di luar kepala.

Kertas soal pun dibagikan oleh petugas. Namun, dia heran. Kertas miliknya berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Teman-temannya mendapat kerta abu-abu buram. Sementara dia mendapat amplop, dengan KOP HKBP. Lalu dia buka isinya. Isinya “Ujia Kenaikan Kelas 4 SD Mata Pelajaran Agama.” Ternyata soal itu dibuat oleh gereja Boris.

Lho, kok gini cara mainnya. Tadi dibilang di awal status disamakan, sekarang ujiannya kenapa Kristen. Ucapnya dalam hati. Akhirnya dengan pasrah dia isi soal itu apa adanya. Pada soal pilihan ganda, dia masih bisa mengisinya. Menebak-nebak atau mengira-ngira. Menginjak ke bagian soal essay, kira-kira dia masih bisa mengisinya dengan mengambil materi dari soal pilihan ganda. Terakhir, isian singkat. Model soal ini tidak bisa dikarang-karang. Kalau murid gak tahu dia tidak bisa mengisinya. Boris akhirnya bingung, kepalanya pusing, ada satu soal yang belum dia ketahui jawabannya. Karena pusing, dia coba lihat ke sebelahnya. Ternyata dia melihat temannya, Acep Akhmad, juga pusing. Acap lihat balik ke Boris.

“Kenapa, Cep?” Tanya Boris.

“Pusing.” Jawab Acep.

“Yang mana yang gak bisa?”

“Nih yang bagian dua.”

“Isian singkat?”

“Iya.”

“Apa soalnya.”

Dia memasang wajah meremehkan. “Weeeeeehhhhhhhh, Gak usah sok-sokan atuh, Ris.”

“Lha bener. Apa soalnya?”

Kemudian dibacain sama Acep. “Doa yang bisa dibacakan saat solat subuh?”

Dengan nada enteng Boris menjawab. “Qunut, Cep.”

Acep dengan jelas, singkat dan padat mengernyitkan dahi kaget, sebab Boris yang kristen lebih tahu darinya. “Hahhhhhhhhhh???” Masak dia harus percaya sama Non-Muslim, begitu dalam hatinya.

“Beneran???”

“Bener tuh, Acep. Gak bohong, gak bohong.”

“Beneran, Ris?” Acep bertanya lagi tidak percaya.

“Iya, bener. Qunut mah itu, Acep. Qunut. Paka Qyuuu.”

“Yaudah atuh.” Kemudian diisi jawabannya oleh Acep.

“Gantian atuh Acep. Bantuin.”

“Gak mungkin atuh, soal kita kan beda.”

“Cobain dulu. Siapa tahu kamu dapat ilham atau apa.” Paksa Boris.

“Apa soalnya?”

“Siapakah Murid Tuhan Yesus yang berkhianat.”

“Ya gak tahu, nama-nama Nabi di Islam dan Kristen kan beda-beda. Takutnya salah, Ris.”

“Iya, aku juga gak tahu, siapa ya murid Tuhan Yesus yang berkhianat?”

Akhirnya Acep kembali bertanya. Ada satu soal lagi yang belum ia ketahui.

“Ris, ini ada soal satu lagi. Tapi kayaknya kamu gak tahu deh, soalnya susah.”

“Ya, cobai dulu.”

Acep membaca soalnya. “Bila nun mati bertemu dengan ba’, hukumnya apa?”

“IQLAB.” Jawab Boris yang kristen dengan yakin.

“Hahhhhhhh???? Masak sih?” Wajahnya tak percaya.

“Bener, Cep. Iqlab mah, Cep.”

Akhiirnya, Acep menyelesaiakn soalnya. Dia mengisi jawab dari Boris tadi. Sementara satu menit sebelum selesai, Boris masi bingung dengan satu pertanyaan yang belum ia pecahkan.

Penulis: Ahmad Fatoni

Sumber cerita : Acara Somasi Close The Door

× Image