Gus Yahya Minta Pengurus Tanfidziyah Tak Pakai Sarung, Jadi Bagaimana Tren Sarung Sekarang?
NYANTRI--Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) meminta pengurus Tanfidziyah PBNU memakai celana panjang dan tak mengenakan sarung. Penegasan itu Gus Yahya sampaikan pada acara pembukaan Rapat Kerja Nasional dan Pengukuhan Lembaga/Badan Khusus PBNU masa bakti 2022-2027 di Aula Institut Agama Islam Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (24/3).
Larangan memakai sarung tersebut tentu mengandung makna filosofis. Gus Yahya ingin menunjukkan pengurus tanfidziyah adalah orang-orang yang siap berlari kencang melaksanakan tugas sehari-hari. Selain itu juga sebagai penegasan pengurus tanfidziyah adalah pelaksana dari pengurus syuriah.
Bicara sarung memang tak asing bagi warga NU yang mayoritas adalah santri. Sedangkan santri identik dengan kaum sarungan. Kiai sebagai simbol dari pemimpin pesantren dan santri sudah sangat dekat dengan sarungan. Maka dari itu dalam perjalanannya tak jarang pengurus PBNU yang memakai sarung baik di acara-acara formal maupun non formal.
Kini sarung telah berkembang bukan hanya sekadar digunakan santri di dalam pesantren. Sarung bukan hanya sebatas digunakan untuk undangan pengajian, tahlilan atau ngaji kepada kiai. Namun sarung berkembang menjadi tren fesyen anak muda. Banyak motif sarung yang tak kalah dengan fesyen-fesyen lain sehingga tak malu lagi bila jalan-jalan ke mall menggunakan sarung atau sekadar hangout.
Menurut buku "Peradaban Sarung" karya Ach. Dhofir Zuhry bahwa sarung merupakan kain yang berbentuk persegi dengan berbagai motif dan corak, ditenun, ikat, tapis dan songket yang dijahit dikedua ujungnya hingga berbentuk tabung. Biasanya dibebatkan di pinggang untuk menutupi tubuh bagian bawah. Dan Sarung yang dikenakan saat ini merupakan perpaduan antara izar atau futahdari Yaman dan tradisi Hindu yang digunakan mayoritas oleh kaum santri dan masyarakat pedesaan.
Sekarang ini sarung telah melebarkan pengaruhnya ke berbagai negara mulai negara-negara semenanjung Arabia, Asia Tenggara, Afrika dan sebagian Eropa.