Home > Serba Serbi

Ketika Abu Nawas Jawab Pertanyaan "Siapa Pencipta Tuhan?"

Abu Nawas adalah seorang sufi dan terkenal dengan ide cerdik dan humornya

Maka tak lama kemudian dipanggillah Abu Nawas ke istana. Setelah dijelaskan mengenai pertanyaan orang asing yang tidak percaya Tuhan ini. Setelah duduk dihadapan orang asing ini, Abu Nawas kemudian berkata, silahkan apa yang ingin kau tanyakan? Pertanyaanya pun sama seperti pertanyaan yang diajukan kepada baginda raja, yakni siapa pencipta Tuhan? Mendengar pertanyaan itu, Abu Nawas kemudian berkata, anda pasti tahu kalua kami selaku orang Islam mengakui hanya ada satu Tuhan, kita istilahkan saja Tuhan dengan angka satu. Sekarang gentian aku yang bertanya. Angka tiga berasal dari angka berapa? Tanya Abu Nawas. Angka tiga berasal dari angka dua ditambah satu, jawab orang asing tersebut. Tepat sekali kalua angka dua berasal dari angka berapa? Angka dua berasal dari angka satu ditambah satu. Benar sekali, sekarang kalau angka satu sendiri berasal dari angka berapa? Orang asing tersebut, kaget dengan pertanyaan itu. Ia hanya terdiam tak bisa menjawabnya.

Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/201099/nyai-subang-larang-pembawa-islam-di-keraton-pajajaran

Kemudian Abu Nawas berkata, pada intinya semua angka pasti ada awalnya, entah itu angka lima, angka empat, ataupun angka sepuluh. Dan angka-angka tersebut diibaratkan alam semesta ciptaan Allah. Apa bila kamu bertanya siapa yang menciptakan Allah? Sama halnya, saya bertanya dari mana angka satu itu ada? Kamu pasti tidak akan bisa menjawabnya. Orang asing itupun langsung terdiam dan merenungi kata-kata Abu Nawas. Untuk jawabanmu yang pertama masuk akal juga. Sekarang untuk pertanyaan kedua, bagaimana mungkin manusia bisa buang air besar di surga?

Abu Nawas kemudian menjawab, selama kamu dalam kandungan rahim ibumu. Tentunya kamu makan dan minum. Karena menurut ilmu medis, seorang janin memakan sesuatu yang dimakan ibunya. Lalu ketika kamu dalam kandungan ibumu selama sembilan bulan. Apakah kamu pernah buang air besar? Untuk kedua kalinya pertanyaan ini bisa dipatahkan oleh Abu Nawas. Sekarang pertanyaan terakhir, bagaimana mungkin api bisa menyakiti api?

Sebelum pertanyaan terakhir aku jawab, ujar Abu Nawas. Kita harus berjanji kamu tidak boleh marah. Tentu saja saya tidak akan marah, jawab orang asing tersebut. Tiba-tiba Abu Nawas menampar pipi orang asing itu dengan sangat keras. Hei apa-apaan ini, kalua tidak bisa menjawab jangan emosi, ujar orang asing itu. Siapa yang emosi, jawab Abu Nawas, itu tadi adalah jawaban saya. Apakah tadi kamu merasakan sakit? Tentu saja sakit, coba kamu perhatikan tangan saya (Abu Nawas). Bukankah tangan saya terbuat dari tulang dan daging. Begitu juga dengan pipi kamu. Tapi ketika tangan saya menampar ke pipi kamu, kamu langsung kesakitan. Itulah gambaran sederhana, kalua api neraka bisa menyakiti setan, setan pasti akan merasa kesakitan. Meskipun ia sama-sama terbuat dari api.

Artikel Menarik Lainnya: https://nyantri.republika.co.id/posts/200249/gus-yahya-akan-terima-gelar-doktor-honoris-causa-dari-uin-sunan-kalijaga

https://nyantri.republika.co.id/posts/200387/cerita-orang-betawi-naik-haji-tempo-dulu

× Image