Home > Serba Serbi

Mengenal Tradisi "Slametden Malem Slekoran" Bulan Ramadhan di Madura

Masyarakat Madura memiliki sangat mengistimewakan 10 hari terakhir bulan ramadhan
Ilustrasi masyarakat Madura di acara slametden (dok. Antara)
Ilustrasi masyarakat Madura di acara slametden (dok. Antara)

NYANTRI--Madura adalah salah satu suku yang ada di Indonesia, tepatnya di Pulau Madura, Jawa Timur. Tingkat religiusitas orang-orang Madura terkenal tinggi. Mereka sangat memuliakan ajaran-ajaran agamanya meskipun mereka berada di perantauan. Karenanya, datangnya bulan ramadhan di Madura sangat meriah dengan simbol keagamaan sepanjang waktu.

Dari satu bulan ramadhan, ada momen paling dinanti oleh masyarakat Madura yakni “Malem Lekoran” ada juga yang menyebut “Malem Slekoran” tergantung aksen daerah masing-masing. Artinya adalah malam 20 ramadhan ke atas.

Di malam-malam ini, sebagian besar masyarakat Madura melaksanakan Slametden Malem Lokoran/Slekoran (Selamatan malam 20 ramadhan ke atas). Malam-malam itu sangat sakral bagi masyarakat Madura. Apalagi di malam-malam tersebut disebutkan adalah malam-malam potensi turunnya Lailatul Qadar.

Baca Juga: https://nyantri.republika.co.id/posts/209987/humor-ali-imran-ubah-panggilan-jadi-qulhu-gara-gara-takut-disuruh-baca-surat-ali-imran

Dikutiip dari laman resmi IAIN Madura, Slamatden artinya selamatan. Malem adalah malam. Dan slekoran atau lekoran adalah penyebutan bilangan 21 sampai 29. Dalam konteks bulan ramadhan, biasanya masyarakat Madura melaksanakan slametden pada tanggal-tanggal ganjil yakni 21, 23, 25, 27 dan 29.

× Image